Seni Musik Keroncong ; Keberadaan Orkes Keroncong KKAJ Di Jombang
Orkes KKAJ Jombang, source : youtube |
Musik keroncong adalah jenis permainan musik tradisional yang menggunakan tangga nada diatonik dengan iringan beberapa alat musik berdawai yang dimainkan dengan aturan tertentu sehingga menjadi ciri khas musik itu sendiri
Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik Indonesia. Musik keroncong memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan musik lainnya dan mengandung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Musik keroncong saat ini mungkin dianggap kuno atau dianggap ketinggalan zaman. Karena bila diperhatikan saat ini khususnya di kalangan anak-anak muda, mereka lebih tertarik terhadap musik-musik saat ini seperti musik pop dan musik elektronik dibanding musik keroncong.
Tetapi meskipun musik keroncong saat ini mungkin dianggap kuno atau ketinggalan zaman, masih banyak upayaupaya yang berusaha untuk melestarikan musik keroncong dan tidak sedikit juga yang masih tertarik terhadap musik keroncong saat ini. Dibuktikan dengan ada banyak kelompok kelompok atau orkes keroncong di kalangan masyarakat dan orang-orang yang setidaknya sebatas penikmat musik. Musik keroncong bisa dikatakan masih bisa diterima dan bisa dinikmati oleh semua orang dan semua kalangan.
Gaya dan lirik musik keroncong dapat dikatakan mengalami perubahan dari masa ke masa. Jika pada masa keroncong tempo dulu lirik lagu keroncong masih berkisah mengenai cerita rakyat dan lebih sederhana. Sedangkan saat ini bila diperhatikan lirik lagu keroncong menyesuaikan perkembangan musik pop dan selera lokal masyarakat, serta musik keroncong saat ini cenderung tidak terpaku pada pakem musik keroncong.
Perkembangan musik keroncong sangat beragam, mereka para pemusik arranger, pencipta, maupun penyanyi merupakan musisimusisi yang mempelopori perkembangan musik keroncong ini. Kota Jakarta, Semarang, Yogyakarta dan Surakarta maupun Surabaya merupakan kota-kota tempat tumbuh dan berkembangnya musik keroncong.
Sebelum adanya kebudayaan musik keroncong di Jombang, Kabupaten Jombang terlebih dahulu terkenal dengan beberapa kebudayaan seperti Besutan, Ludruk Jombangan, Remo Bolet, dan Wayang Topeng Jatiduwur. Jadi, dapat dikatakan bahwa keberadaan musik keroncong di Kabupaten Jombang merupakan hal yang baru di sana.
Keberadaan musik keroncong di Jombang tentunya tidak lepas dari usaha-usaha dan upaya-upaya para seniman atau musisimusisi untuk mengembangkan dan melestarikan musik keroncong di Kabupaten Jombang. Salah satu musisi yang beperan dalam perkembangan musik keroncong di Jombang adalah Achmad Yani. Beliau adalah pemimpin sekaligus pendiri orkes keroncong KKAJ (Komunitas Keroncong Anak Jombang) di Jombang.
Salah satu orkes keroncong yang menonjol dan berkembang di Kabupaten Jombang adalah orkes keroncong “KKAJ (Komunitas Keroncong Anak Jombang)”. Orkes ini tidak hanya tampil di Kabupaten Jombang saja melainkan juga tampil di kota-kota lain untuk acara-acara hiburan.
Orkes keroncong KKAJ ini didirikan dengan tujuan mempertahankan dan melestarikan musik keroncong khususnya di Kabupaten Jombang. Orkes keroncong KKAJ adalah perkumpulan pecinta musik keroncong yang anggotanya adalah para pelajar SMP dan SMA bahkan anak-anak SD di Kabupaten Jombang. Orkes keroncong KKAJ sudah banyak mengikuti dan tampil di beberapa event, mulai dari event kecil-kecilan dan acara-acara hiburan serta tampil pada acara-acara pernikahan hingga tampil dan mengisi acara di televisi lokal.
Memainkan versi KKAJ Jombang, source : youtube |
Pembahasan Orkes Keroncong KKAJ
Orkes keroncong KKAJ (Komunitas Keroncong Anak Jombang). beralamat di Perum Cacat Veteran No 1 Jombang. Orkes keroncong dari Kabupaten Jombang ini didirikan oleh Achmad Yani dan merupakan keinginan individu yaitu, berawal dari ketertarikannya pada musik keroncong, pada tahun 2007 Achmad Yani membeli alat-alat musik keroncong dan membuat perkumpulan dengan orang-orang tua dari sekitar rumah Achmad Yani untuk memainkan alat-alat musik tersebut.
Setelah kurang lebih dua tahun berjalan, ada beberapa anggota yang meninggal dunia. Akhirnya tahun 2010 Achmad Yani mendatangkan guru, beliau adalah Rusli seorang guru biola. Rusli diminta untuk mengajar biola dan mengajar not balok serta mengajar untuk menggunakan software musik. software yang digunakan saat itu adalah gitar pro dan finale. Setelah beberapa waktu rusli mengajar, dan akhirnya Achmad Yani mendownload buku metode violin suzuki untuk digunakan sebagai materi pembelajaran dan materi latihan.
Pada awalnya orkes keroncong ini diberi nama Keroncong Anak, dan sesuai namanya orkes keroncong ini beranggotakan anak-anak dan dilatih oleh Rusli. Saat itu pemain musik dan penyanyi direkrut melalui sekolah-sekolah. Penampilan pertama kali orkes Keroncong Anak dilaksanakan pada acara pemerintah daerah Jombang pada bulan Juli 2012, dan tiga bulan kemudian tampil di kota Jakarta pada tanggal 3 Oktober 2012, dan ini pertama kali tampil di luar kota. Pada tanggal 3 Oktober 2012, nama orkes keroncong anak diganti dengan Komunitas Keroncong Anak Simphoni Violin School
Seperti yang tertera pada piagam penghargaan yang di peroleh. Tetapi, menurut Achmad Yani selaku pendiri orkes keroncong tersebut menilai bahwa nama baru yang tertera di piagam penghargaan tersebut merupakan kesalahan, yaitu salah ketik oleh pihak acara. Akhirnya pada tanggal yang sama, nama orkes keroncong ini diganti menjadi orkes keroncong KKAJ (Komunitas Keroncong Anak Jombang). Dan ini merupakan awal mula terbentuknya nama orkes keroncong KKAJ. Tahun 2012 merupakan tahun dimana orkes keroncong KKAJ sudah mulai sering tampil di luar kota seperti kota Solo dan Semarang, dan setiap ada perlombaan di mana pun orkes keroncong KKAJ selalu ikut berpartisipasi.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa keberadaan orkes keroncong KKAJ di Jombang bertujuan untuk melestarikan musik keroncong khususnya di Kabupaten Jombang dan dengan itu supaya orkes keroncong KKAJ tetap bertahan.
Keroncong KKAJ menjadi wadah untuk belajar dan berlatih musik keroncong bagi mereka yang mencintai musik keroncong di Kabupaten Jombang terutama pemuda dan anak-anak sekolah. Berawal pada tahun 2007 Achmad Yani membeli alat-alat musik keroncong dan membuat perkumpulan dengan orang-orang tua dari sekitar rumah Achmad Yani untuk memainkan alat-alat musik tersebut dan orkes keroncong saat itu belum memiliki nama.
Orang-orang yang berperan dalam terbentuknya orkes keroncong tahun 2007 adalah Achmad Yani, Wakit, Totok, Ngatiman, Yayan, Rusli, Dea, Saipul, dan Nanang. Nama orkes keroncong KKAJ terbentuk ketika orkes keroncong KKAJ tampil pertama kali di luar kota yakni di Jakarta pada tanggal 3 Oktober tahun 2012.
Orkes keroncong KKAJ mengalami perubahan dan perkembangan dari tahun ke tahun yaitu tahun 2010-2019 sebagai berikut: tahun 2010 orkes keroncong KKAJ dibentuk dengan dengan nama Orkes Keroncong Anak. Saat inilah orkes keroncong KKAJ kekurangan pemain biola dan flute. Anggota pada saat itu masih pemula dan lebih banyak anak-anak.
Tahun 2011 sudah mulai tampil pada acara-acara hiburan di pendopo-pendopo, seperti acara-acara pernikahan. Tahun 2012-2019 Achmad Yani dan anggota-anggota orkes keroncong KKAJ mulai mengajar musik keroncong di sekolah-sekolah pada kegiatan ekstrakurikuler, dan tahun 2013 sudah mulai tampil pada acara dan perlombaan di luar kota seperti kota Solo, Semarang, dan Jakarta.
Musisi-musisi orkes keroncong KKAJ melakukan upaya regenerasi dengan langkah melakukan perekrutan dan membuka les biola. Objek yang menjadi tujuan perekrutan adalah sekolah-sekolah. Beberapa sekolah di Jombang menjadi tujuan musisi orkes keroncong KKAJ untuk mencari anggota baru kerena memiliki kegiatan ekstrakurikuler musik keroncong yang dilatih oleh Achmad Yani selaku pendiri orkes keroncong KKAJ dan anggota-anggota orkes keroncong KKAJ.
Tahun 2010 Achmad Yani selaku pendiri orkes keroncong KKAJ membuka les biola dengan tujuan untuk mencari peminat alat musik biola yang kemudian dijadikan sebagai anggota dan pemain biola orkes keroncong KKAJ. Dari 17 murid les biola, yang menjadi anggota orkes keroncong KKAJ berjumlah 5 murid.