EKSPERIMENTASI TEKSTUR SILIKA DALAM PENCIPTAAN LUKISAN

Eksperimentasi Tekstur Silika dalam Penciptaan Lukisan, source : pixabay.com

Perkembangan seni rupa selalu bersifat dinamis, bergerak dan beradaptasi terhadap lingkungan yang selalu dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Kesadaran kreatif akan perlunya kreasi baru baik secara kebentukan maupun media ekspresinya yang berkembang dari peninggalan artefak tradisional khususnya pada wayang dan jajan sarad serta dipadukan dengan pemahaman teknis . Oleh Umar Kayam dijelaskan:

Kesenian adalah salah satu penyanggah kebudayaan yang berkembang menurut kondisi dari kebudayaan itu. Karena itu penciptaan karya-karya baru yang berasal dari peninggalan tradisional akan merupakan penciptaan salah satu aspek dari kondisi kebudayaan kita 

Ketertarikan pada ornamentik, karakter bentuk, dan kandungan filosofisnya memang mendorong penulis untuk mengenal dan mengeksplorasinya lebih jauh, terutamanya pada aspek teknis dan material penciptaannya. Artinya bahwa suatu karya seni tradisional diolah kreatif dengan medium yang berbeda akan menghadirkan sensasi visual yang berbeda walaupun pada sisi makna tetap berpijak pada karakter mula unsur tersebut. Pelestarian bukan berarti meniru, tetapi yang dituntut jiwa yang dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. 

Dalam pembuatan suatu karya dibutuhkan suatu kreativitas dan kesadaran akan nilai-nilai lokalitas, elemen visual tradisional, dielaborasikan dengan teknik dan elemen visual modern serta konsep yang terkandung didalamnya. Penciptaan karya seni saat masa lalu cenderung sangat banyak sekali menggunakan bentuk ornamen yang menjadi kebanggan daerahnya dan masing-masing pastinya memiliki ciri dan identitas bentuknya.

Metode Penciptaan

Metode atau proses penciptaan akan memuat uraian tentang cara-cara pelaksanaan penciptaan karya. metode penciptaan karya ornamentasi kayon melalui tekstur pasir silika meliputi,
  1. Eksplorasi,
  2. Improvisasi 
  3. Pembentukan, 
diterangkan sebagai berikut : 


1. Explorasi
Pemahaman dasar dan juga pengenalan karakter wayang kayon baik kekayon Bali dan Jawa mengingat adanya benang merah sejarah dan filsafar pada objek-objek. Penulis juga mendapatkan inspirasi dengan melihat langsung objek-objek budaya yang berkarakter relief, dan mengandung nilai-nilai budaya local.


Dari referensi baik secara visual maupun literasi bacaan yang dimiliki maka berbagai bentuk, karakter, pola dan teknis dapat dikenali sehingga makin memudahkan dalam memutuskan bagaimana gagasan ini akan dituangkan menjadi karya seni. Tentunya dengan memilah semua referensi yang didapat agar ditemukan pola terbaik dalam penciptaan. 

2. Improvisasi
Material yang telah dikumpulkan baik secara teoretik maupun visual akan disusun dan dipadupadankan. Tahap ini merupakan penyusunan konsep desain secara menyeluruh dan beberapa alternatif  solusi yang terwujud berdasarkan informasi serta data yang sudah dianalisa. 

Tahap ini akan disusun rancangan mengenai komposisi bahan dari campuran tekstur pasir silika dengan material padat lainnya seperti pasir pantai atau tanah maupun  cairan pengikat lainnya dan alat yang akan dipakai dalam menggoreskan tekstur. 

3. Pembentukan
Pada tahapan ini, info tentang mengenai ornamen, kayon, dan material bahan yang siap saji dari tekstur pasir silika serta bahan pendukung lainnya maupun teknik yang penulis kuasai akan diterapkan diatas bidang kanvas. Untuk karya tekstur kayon akan harus menggunakan permukaan kanvas dengan yang bersifat kaku yaitu papan triplek dan papan GRC  yang dilapisi plamir dan kanvas, biar mendapatkan karakter goresan tekstur yang lebih tebal dan kuat

Penulis sebelumnya sudah pernah secara aktif dan sadar melakukan eksperimentasi tekstur nyata dalam lukisan menggunakan berbagai material padat. Namun hanya sebatas untuk menyelami pengalaman penggunaan campuran media padat tekstur dengan berbagai bahan pengikat seperti lem, cat genteng, fixative dan lain sebagainya. 

Sebagai contoh eksperimentasi pada lukisan penggunaan kulit telor, matt resin, serbuk kopi, pasir pantai, dan serbuk tanah yang penulis aplikasikan dalam pembuatan lukisan bertekstur dapat dilihat pada lukisan di bawah ini. 

 Karya I Gede Arya Sucitra, Menuju Tanah Timur,  Karya ini menggunakan tekstur pasir silika, pasir pantai, serbuk tanah, cat akrilik dan prada emas. Salah satu karakter tekstur pasir silika yang dihasilkan ketika diterapkan ke atas kanvas adalah komposisinya padat, cepat kering dan juga agak kasar.


Pembahasan Proses Penciptaan


Secara konten visual serta muatan maknawi yang ingin dihadirkan pada lukisan tekstural ini telah dipaparkan pada bahasan diatas. Penting kiranya kita membahas bagian dari proses penciptaan praktikal lukisan dalam penciptaan mandiri ini, sehingga hasil yang dicapai secara visual dapat dianalisa dan dinikmati oleh publik seni. Setelah pada bagian metode telah diterangkan tiga proses tahapan  yang dilalui untuk menjadikan sebuah karya menuju akhir/selesai. 

Proses penciptaan pada karya ini dimulai dari awal yakni pembentukan bidang permukaan. Tidak seperti umumnya lukisan modern yang menggunakan kanvas yang dibentang spanram, media kanvas penulis dibentangkan di atas papan yang sebelumnya dibentuk sesuai dengan konsep visual kekayon Bali yang menyerupai daun pohon nangka (oval). 

Penulis akan menciptakan dua karya eksperimentasi tekstur pasir silika yang berbahan media landasan papan triplek dan GRC. Dalam proses penciptaan ini sebagai contoh yang hanya ditampilkan tahapan prosesnya adalah lukisan tekstural yang berbahan landasan kanvas di atas papan GRC

 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel